Agen Bandar Poker - Belakangan ini Kejaksaan Agung sibuk mengobral SMS yang disebutnya sebagai ancaman. SMS tersebut diumbar di forum Rapat Dengar Pendapat DPR dan juga dibawa ke ranah Bareskrim Mabes Polri.
Pengamat Hukum dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago, menilai apa yang dilakukan Kejaksaan Agung sebagai upaya defensifnya terhadap berbagai kesalahan yang telah dilakukan.
Pangi menilai jika selama ini Jaksa Agung hanya mengurusi penegakan hukum yang bersifat politik, bukan menegakan supremasi hukum yang harus diutamakan. "Ketika hukum diintervensi oleh politik, itu bisa gawat. Karena faktanya, supremasi hukum selalu kalah oleh realitas politik, contohnya saja Jaksa Agung yang terkesan bermain politik dalam penegakan hukum," papar Pangi, saat diwawancara
Bet2Poker melalui sambungan telefon, Jumat (29/1/2016).
Jaksa Agung HM Prasetyo, menurut Pangi, harus segera melepas atribut politik yang disandangnya. Fakta bahwa ia adalah salah satu kader Partai Nasdem menunjukan bahwa HM Prasetyo tidak serius dalam penegakan hukum di Indonesia.
"Demokrasi harus tegas, tak boleh dicampuri politik, HM Prasetyo harus segera melepaskan atribut partai. Kepentingan rakyat harus diutamanakan, bukan kepentingan partai," ujar Pangi.
Diketahui sebelum membesar-besarkan SMS di DPR dan Bareskrim, Kejaksaan Agung menjadi sorotan karena disebut dalam kasus dugaan suap pengamanan kasus Bantuan Sosial Sumut.
Adalah asisten OC Kaligis, Fransisca Insasi Rahesti yang membongkar rencana pemufakatan jahat mengamankan kasus tersebut. Sisca menyebut bosnya, OC Kaligis, eks Dewan Penasehat Hukum Partai Nasdem, sebagai perancang utama rencana penghentian kasus dugaan korupsi Dana Bantuan Sosial dan Bantuan Daerah Bawahan di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara di Kejaksaan Agung.
Dalam persidangan, Sisca mengungkap, perintah Kaligis untuk menghubungi Patrice Rio Capella. Sisca juga menyebut kalau Kaligis ketika itu mengaku dekat dengan Jaksa Agung H. M. Prasetyo. "Jadi di ruang makan Pak O. C Kaligis bilang Sisca, saya sebenarnya dekat dengan Pak Pras, nanti kau tolonglah dengan Rio," kata Sisca menirukan ucapan OC Kaligis.
Setelah mendapat instruksi, Sisca langsung menghubungi Patrice Rio Capella untuk bertemu. Patrice merupakan teman sekampus Sisca di Universitas Brawijaya. Pertemuan pun digelar di Hotel Mulya, Jakarta.
Mei 2015 saat pertemuan dengan Fransisca Insani Rahesti di sebuah cafe di dekat Planet Hollywood. Sisca memberikan uang Rp200 juta sesuai permintaan Rio. Menurut Sisca dalam sidang Tipikor 27 Januari 2016, uang tersebut diminta Rio untuk mempengaruhi pejabat di Kejaksaan Agung untuk memudahkan penghentian penyidikan perkara dugaan korupsi Bansos.
Penerimaan uang Rp200 juta oleh Rio dari Evy, istri Gatot, melalui Sisca, diketahui Surya Paloh, Ketua Umum Nasdem. Bahkan, Surya Paloh memanggilnya secara langsung. Tapi, bukannya menyuruh untuk mengembalikan uang atau menghentikan perbuatan anak buahnya, Surya Paloh malah mengingatkannya untuk berhati-hati. "Ya sudah, hati-hati saja kalau begitu," ujar Paloh dikutip dari berita acara pemeriksaan (BAP) Rio dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin, 30 November 2015.
Posted by :